DAKWAH YANG MENGUBAH MASYARAKAT


Dakwah hakikatnya adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan ketertarikan. Menyeru seseorang, sekelompok orang atau masyarakat kepada Islam. Dilakukan baik secara lisan dan/atau perbuatan.

Untuk memahami metode dalam berdakwah, terlebih dahulu harus mengetahui realita kaum muslimin saat ini, realita negeri-negeri Islam, realita keadaan setiap wilayah yang ada di negeri-negeri Islam, realita masyarakat tempat kaum muslimin hidup saat ini, serta hukum syara' yang berkait dengan semua situasi dan kondisi tersebut, memahami masyarakat seperti apa yang hendak dibentuk juga harus memahami bagaimana dakwah yang dapat mengubah masyarakat sehingga terbentuk masyarakat yang diinginkan.

Definisi Masyarakat

Sebuah masyarakat hakikatnya adalah sekelompok manusia yang memiliki hubungann secara terus-menerus. Apabila ada sekelompok manusia namun tidak memiliki hubungan secara terus-menerus, mereka tidak dapat disebut sebagai masyarakat, melainkan hanya sebuah jama'ah, seperti halnya para penumpang kapal, penumpang kereta, atau seperti rombongan kafilah.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang disatukan pemikiran-pemikirannya perasaan-perasaannya dan peraturan-peraturannya.

Realita Masyarakat dan Akar Masalah yang Dihadapinya

Realita kaum muslimin saat ini, walaupun telah memeluk Islam, akan tetapi mereka dikuasai oleh berbagai macam pemikiran dan perasaan. Ada yang Islami, ada yang kapitalis, ada yang sosialis. Selain itu, ada pula yang bertolak dari semangat golongan atau kemahzaban.

Akar masalah yang dihadapi umat saat ini adalah tidak diterapkannya sistem dan hukum Islam dalam mengatur seluruh tatanan kehidupan. Masyarakat diatur oleh sistem dan hukum kufur kapitalisme-sekular yang sudah jelas rusak.

Gambaran problematika-problematika akibat tidak diterapkannya sistem dan hukum Islam sangat luar biasa (ekstraordinary), antara lain; problematika sistem ekonomi yang kapitalistik, masyarakat menjadi hedonistik, pesimistik, materialistik dan liberalistik, mahalnya pendidikan, masalah kemiskinan, kesehatan dan kesenjangan sosial.

Orientasi Dakwah

"Di mana para ulama dan da'i?" Begitu teriakan lantang yang sering terdengar saat kemaksiatan dan kejahatan merajalela. Seakan tanggung jawab hanya pada para ulama, da'i juga aktivis Islam. Padahal kemaksiatan dan kejahatan merajalela tersebut terjadi secara sistematis karena sistem yang digunakan untuk mengatur masyarakat tersebut bersifat merusak dan kufur. Bagaimana tidak rusak? Sistem yang diterapkan adalah sistem thoghut (kufur/selain Islam).

Hilangnya orientasi dakwah juga dipengaruhi oleh pihak da'i sendiri.

1.     Pemahaman para da'i atau organisasi/lembaga dakwah yang tidak ideologis alias parsial. Permasalahan yang dihadapi umat merupakan krisis multidimensi. Penyelesaiannya mesti secara radikal, total dan tidak parsial. Bukan hanya menyangkut masalah perilaku dan hukum, kerusakan sudah mencapai taraf cara pandang terhadap dunia. Pemahaman (mafahim), tolok ukur (maqayis) dan penerimaan (qana'at) yang digunakan bukan lagi berasal dari Islam. Karenanya dawkwah harus berangkat dari keyakinan dengan keterikatan pada hukum. Perlu penyatuan akidah dengan syariah.

2.     Ada da'i atau gerakan yang tidak memahami realitas (hakikat) masyarakat dan konsep perubahan masyarakat. Masyarakat dipandang hanya kumpulan individu. Padahal masyarakat adalah kumpulan orang yang memiliki pemikiran dan perasaan yang sama; lalu interaksi di antara mereka diatur oleh sistem yang sama.

3.     Da'i atau gerakan tidak memahami metode (thoriqoh) dakwah Rasulullah saw. dalam melakukan perubahan masyarakat. Dakwah hanya berhenti pada taklim yang mentransfer pengetahuan. Akibatnya, dakwah tidak mendarahdaging dalam jiwa, semangat juang dalam langkah, dan juga tidak melahirkan generasi pejuang yang bersama-sama menjadi penegak Islam.

Arah Dakwah

Dakwah haruslah ditujukan pada pembentukan masyarakat baru. Masyarakat yang Islami. Target dakwah tidak hanya terbatas pada individual, tetapi harus diarahkan supaya masyarakat memikirkan dan berjuang untuk menegakkan ISlam, menyatukan umat dalah khilafah, mementingkan urusan umat, ikut sedih atas musibah yang menimpa kaum muslimin di berbagai belahan penjuru dunia, serta mendukung perjuangan kaum muslimin untuk melepaskan diri dari tekanan-tekanan barat dan Timur.

Dengan merujuk pada sirah Nabi saw. dakwah haruslah bersifat ideologis, total, dan tidak parsial. Dakwah juga harus berbasis pada metodologi dakwah rasulullah saw. (syar'i) mentransformasikan masyarakat ke arah masyarakat Islam. Sirah Rasul menunjukkan bahwa perubahan masyarakat diawali dimulai dengan pembentukan kader yang berkepribadian Islam melalui pembinaan intensif; pembinaan umat bagi terbentuknya pendapat masyarakat tentang Islam; lalu pembentukan kekuatan politik melalui pembesaran tubuh jamaah agar kegiatan pengkaderan dan pembinaan umum dapat dilakukan dengan lebih intensif, hingga terbentu kekuatan politik. Massa umat yang memiliki kesadaran politik akan menuntut perubahan ke arah Islam. Kekuatan politik yang didukung oleh berbagai macam pihak semacam ini tidak akan terbendung. Sistem dan kekuasaan (Khilafah dan penyatuan ke dalam Khilafah) Islam pun tegak. Terbentuklah masyarakat dengan sistem baru, yakni masyarakat Islam yang menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka.

Sumber : al-wa'ie No. 78 Tahun VII, 1-28 Februari 2007, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir dan Dakwah Islam karangan Ahmad Mahmud.

Wallahu a'lam.

0 komentar: